BelitongToday, Tanjungpandan – Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo mengukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) guna penanggulangan stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Acara pengukuhan tersebut berlangsung di Gedung Serbaguna (GSG) Pemkab Belitung, Rabu (1/3) kemarin.
Hasto mewujudkan upaya tersebut adalah sebagai langkah gotong-royong dalam mencegah stunting.
“Ini adalah wujud kepedulian dan gotong royong dari forkopimda dalam penanggulangan stunting di Kabupaten Belitung,” ujarnya.
Ia mendorong, Kementerian Agama melalui Kanwilnya memberikan edukasi stunting kepada pasangan yang akan menikah di Kabupaten Belitung.
Hal ini penting dilakukan agar pasangan pra nikah mendapatkan edukasi tentang upaya antisipasi stunting.
Menurutnya, jika dalam setahun rata-rata ada sebanyak 1.500 yang menikah maka kemungkinan akan ada 1.200 kelahiran baru setiap tahun.
“Jika stunting-nya masih 20%, akan ada sekitar 240 anak lahir stunting dari 1.200 kelahiran di Belitung, jika berkurang maka luar biasa,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Belitung, Sahani Saleh mengajak menyamakan langkah dalam pembangunan khususnya program penanggulangan permasalahan stunting di Belitung.
“Penanggulangan stunting dengan memberikan asupan yang bergizi, kesehatan yang optimal, pendidikan baik, serta lingkungan yang mendukung tumbuh kembang dan perlindungan haknya,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut Kepala BKKBN RI Hasto memberikan selamat dan apresiasi kepada sejumlah pihak yang telah mendapat pengukuhan menjadi BAAS.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya. (Mg1)