BelitongToday, Tanjungpandan – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Belitung menggelar acara penutupan Pekan Kebudayaan Daerah Belitong bertempat di Halaman Gedung Nasional, Sabtu (12/11) malam.
Dalam acara tersebut sekaligus dilakukan penyerahan penghargaan kepada enam tokoh budaya dan seni di Belitung, yang sebelumnya terpilih melalui serangkaian penilaian dan dinyatakan berhak untuk menerima penghargaan tersebut.
Keenam tokoh seni dan budaya Belitung yang menerima penghargaan tersebut adalah Kik Mat (Stambul Fajar), Kik Sar’ie (Dul Mulok), Kik Taher (Hadrah dan Gendang 4), Kik Cik Sidik (Motivator dan Pelaku Seni), Kik Akil (Gambus Ombak Berayun), dan Kik Retim.
Penghargaan diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie, kepada masing-masing penerima.
Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie mengatakan pihaknya mengucapkan terimakasih atas kegiatan ini sehingga masyarakat Belitung bisa menyaksikan budaya Belitung yang sesungguhnya dan menjadi kelangkaan di zaman atau era modern dan digital sekarang ini.
“Kedepannya harus ada kolaborasi dan dokumentasi digitalisasi agar tidak luntur dan hilang, ke depannya penting ada visualisasi yang bagus digitalnya sehingga bisa di upload di YouTube dan bisa ditonton oleh masyarakat luas. Ini menjadi kebanggaan kami,” ujar Isyak.
Ia mengatakan, banyak wisatawan menilai Belitung kurang budaya namun malam ini kontradiktif karena Belitung sebenarnya memiliki banyak kebudayaan, kalau disandingkan dengan pariwisata pasti ini makin baik.
“Budaya Belitung harus lestari dan bisa diturunkan kepada generasi muda yang akan datang. Seorang budayawan harus menjaga idealismenya namun mereka tetap bisa menghidupi dirinya,” tambahnya.
Menurutnya, Pemkab Belitung ke depannya akan mendorong kemajuan budayawan dan pelaku seni di Kabupaten Belitung.
“Kami akan lebih setujui jika anggaran dipakai untuk seni dan budaya di Belitung sehingga lebih maju dan baik ke depannya, maka kami bersama DPRD akan melakukan koreksi. Jika ada anggaran yang tidak penting, akan kami coret dan kami akumulasikan untuk pelaku seni dan budaya,” lanjutnya.
Dalam KTT G20 di Bali 15 November mendatang, Isyak mengatakan bahwa Kabupaten Belitung tampil dengan menugaskan Usni Mariosha dan Yuda untuk menampilkan seni musik gambus dan tradisi makan bedulang kepada para delegasi KTT G20.
“ Tradisi dan Seni Budaya di Belitung harus lebih banyak lagi untuk didaftarkan ke Kemenkumham untuk mendapatkan HAKI sehingga karya seni dan budaya kita tidak diambil atau diplagiasi oleh pihak lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Belitung, Soebagio dalam sambutannya mengatakan, Pekan Kebudayaan Daerah Belitung merupakan program dengan tujuan melestarikan potensi budaya yang ada di Belitung.
“Program ini dilaksanakan dalam upaya melestarikan potensi-potensi nilai budaya yang ada di Kabupaten Belitung,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, kebudayaan Belitung seperti kesenian Dul Mulok dan dalam bidang kuliner yakni Belacan Sijuk, sudah disahkan menjadi Warisan Budaya tak Benda (WBTB) Indonesia sehingga diakui sebagai budaya asli dari Belitung.
Selanjutnya pada tahun ini, kesenian Beripat Beregong juga akan diusulkan untuk menjadi salah satu penerima Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Dikatakan Soebagio, hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Belitung dalam upaya melestarikan budaya di Kabupaten Belitung.
“Kami terus melestarikan budaya di Kabupaten Belitung untuk generasi yang akan datang,” jelasnya. (Mg1).