BelitongToday, Tanjungpandan – Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie menghadiri kegiatan halal bihalal Komite Reformasi Belitung yang berlangsung di Wisma Adhitya, Minggu (7/5) pagi.
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie menyampaikan, setelah reformasi selama 25 tahun tentu masyarakat bertanya atas pencapaian tersebut.
“Apa yang telah dicapai, apa yang dipersembahkan buat masyarakat,” ucap Isyak.
Ia mengatakan, jawaban hasil dari 25 tahun reformasi adalah demokrasi yang semakin luas.
“Karena tanpa demokrasi mungkin banyak di antara kita tidak bisa memiliki eksistensi seperti hari ini,” ujarnya.
Isyak berpendapat bahwasanya ini adalah sebuah proses pendewasaan sebuah bangsa.
“Beberapa waktu yang lalu saya pernah diskusi dengan beberapa sahabat dan tokoh, saya mendapatkan suatu inspirasi, mengapa di setiap daerah di Indonesia itu pembangunannya selalu lambat,” paparnya.
Hal ini karena sering terjadi pergantian kepemimpinan kemudian juga terjadi perubahan kebijakan.
“Sebenarnya setiap kali pengganti pemimpin kita ganti progam. Jadi kalau lima tahun menjadi bupati, walikota, gubernur sudah selesai dia tidak mencalonkan diri atau mencalonkan diri tapi dia kalah. Kemudian, terpilih yang baru, biasanya yang baru itu membuang semua program sebelumnya,” ungkapnya.
Menurutnya, kebiasaan tersebut akan menyebabkan pemborosan APBD di suatu daerah.
“Mubazir APBD, mubazir waktu, mubazir kebijakan. Itu pasti, jika kita mau bicara objektif,” terangnya.
Oleh karena itu menurutnya, jika berganti kepala daerah atau pemimpin maka program tersebut seharusnya dapat dilanjutkan.
“Yang sudah bagus kita teruskan, yang tidak jalan kita sampaikan kepada publik,” ujarnya. (Ferdy)