BelitongToday, Tanjungpandan – Harga komoditas tambang utama di Pulau Belitung, timah, mulai mengalami naik kembali. Tren kenaikan harga timah dunia sempat terkoreksi dan naik menembus USD30.000 per metrik ton.
Harga timah di London Metal Exchange (LME) pada pembukaan perdagangan Kamis (26/1) pagi turun 1,2 persen di level USD30.500 per metrik ton.
Namun menjelang jeda perdagangan siang, timah berhasil rebound melonjak 0,5 persen menjadi USD 31.000 per metrik ton.
Harga timah yang naik di pasar dunia juga terasa di Belitung. Harga pasir timah lokal sempat melambung tinggi menembus harga RP230ribu per kilogram di tingkat kolektor lokal pada periode Lebaran 2022.
Ketika itu, masyarakat sulit mendapatkan bensin dan harus mengantre lama karena bensin banyak habis dijual ke penambang lokal yang menggunakannya untuk mesin robin.
Harga pasir timah tersebut kemudian terjun bebas ke level Rp130ribu pascalebaran.
Saat ini, harga di tingkat kolektor menembus Rp200ribu. Meningkatnya harga timah juga sejalan dengan antrean bbm di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum).
Sudah mulai terlihat antrean di beberapa SPBU di Tanjungpandan. Hal ini disinyalir sebagai imbas kenaikan harga timah sehingga membuat para pengerit menjual bensin kepada penambang lokal.
“Sudah mulai mengantre lagi ini sejak beberapa minggu ke belakang,” ujar Andi, salah seorang pengemudi mobil di SPBU Air Merbau, Tanjungpandan, Sabtu (28/1). (tim)