BelitongToday, Jakarta – Selain perorangan dan perusahaan besar, usaha kecil juga terbukti menjadi sasaran empuk scammers dan penipu dunia maya. Juga, ketika Anda mempertimbangkan bahwa usaha kecil merupakan 90 persen dari seluruh populasi perusahaan.
Penipu bisnis-ke-bisnis (B2B) mengambil pendekatan yang lebih personal untuk membuat program rekayasa sosial yang lebih efektif.
Berikut ini adalah beberapa skema rekayasa sosial yang paling umum digunakan para penipu untuk menjebak pemilik usaha kecil, dikutip dari siaran pers Kaspersky.
Perusahaan besar biasanya memiliki departemen khusus dan prosedur ketat untuk menyaring subkontraktor sebelum bekerja dengan mereka. Namun, usaha kecil mungkin kekurangan sumber daya untuk melakukannya.
Penipu memikat bisnis kecil dengan penawaran menarik, persyaratan fleksibel, dan situs web yang terlihat sah. Anda bisa meniru semua jenis organisasi, mulai dari biro perjalanan hingga grosir.
Acara palsu
Penipu tahu bahwa pengusaha menantikan peluang untuk mengembangkan bisnis mereka, termasuk acara industri.
Para scammer kemudian mengirim undangan ke konferensi, meja bundar, penghargaan, dan pembicaraan menarik dengan pembicara kelas atas dan menjual tiket untuk acara yang sebenarnya tidak ada.
Pemerasan melalui ulasan buruk
Reputasi yang baik tentunya membawa manfaat yang signifikan bagi sebuah perusahaan. Namun, scammer memanfaatkan ini dengan meninggalkan ulasan negatif tentang bisnis Anda dan mengirimkan penawaran email untuk menghapus ulasan tersebut dengan biaya tertentu.
Spear phishing
Phishing adalah salah satu cara paling populer dan termudah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mencuri uang perusahaan, seperti login rekening bank, kata sandi, dan sebagainya. (Mg2)