BelitongToday, Jakarta – Baru-baru ini, kasus rekening nasabah BCA cabang Surabaya yang ludes karena tukang becak bobol bank menimbulkan kontroversi. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaadmadja pun angkat bicara terkait perampokan tabungan nasabahnya.
Pasalnya, jumlah uang yang dirampok sebesar Rp345 juta. Dia mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan hukum kepada pegawai yang tertipu dalam kasus tersebut.
“BCA memberikan perlindungan dan dukungan hukum kepada pegawai yang telah menjalankan tugasnya secara profesional,” kata Jahja, (20/1).
Selain itu, Jahja mengimbau pelanggan untuk berhati-hati dalam menyimpan data pribadinya.
“Pelanggan perlu lebih berhati-hati dalam menyimpan data keuangan, ini bukan salah teller,” ujarnya.
Peristiwa itu terjadi di cabang BCA, Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur.
Korban adalah seorang nasabah bernama Muin Zachry, pelaku adalah seorang penyewa kamar kosan Mohammad Thoha dan berhubungan dengan tukang becak, Setu.
Aksinya bermula saat Thoha mencuri KTP, buku tabungan, dan ATM milik Muin saat dalam perjalanan menuju masjid untuk shalat Jumat.
Dia kemudian mencari seseorang yang mirip dengan korbannya dan akhirnya bertemu dengan Setu.
Setu belajar cara menyalin tanda tangan Muin. Kemudian pada hari Jumat, tukang becak tersebut berjalan menuju kantor cabang Indrapura dan bertemu dengan teller Maharani untuk bobol bank itu.
Para pelaku memanfaatkan waktu Salat Jumat saat bank sepi dan banyak karyawan laki-laki yang berangkat salat Jumat. Saat itu, anjuran untuk memakai masker masih berlaku.
Setu berhasil mengelabui teller bank tersebut, Maharani Istono Putri. Saat melakukan aksinya, Setu menyamar sebagai Muin dengan membawa buku tabungan, KTP asli, tahu nomor PIN, serta memakai masker dan peci.
Putri menegaskan bahwa tandatangan Setu mirip dengan tanda tangan Muin. Ia memperhatikan dan melihat langsung dalam slip penarikan yang diserahkan Setu kepadanya.
“Spesimen tanda tangan, hasilnya sama (dengan tanda tangan korban),” ungkap Putri. (Mg2)