BelitongToday, Jakarta – Belakangan ini, Indonesia mengalami paparan sinar ultraviolet (UV) Matahari yang ekstrem.
Paparan sinar UV yang meningkat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker kulit, katarak, dan penuaan dini.
Menurut para ahli, paparan sinar UV ekstrem yang terjadi belakangan ini karena perubahan iklim global yang terjadi di seluruh dunia.
Semakin banyak gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer, semakin banyak sinar UV yang akan diserap oleh atmosfer bumi. Hal ini, membuat radiasi UV yang permukaan bumi terima semakin meningkat.
Laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan beberapa wilayah di Indonesia saat ini memiliki risiko bahaya UV ekstrem.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk melindungi diri dari bahaya paparan sinar UV yang berlebihan. Di antaranya yaitu dengan memakai topi, kacamata hitam, dan tabir surya saat berada di luar rumah.
Selain itu, hindari berada di luar rumah selama waktu tertentu, terutama pada siang hari ketika paparan sinar UV paling tinggi. Hal ini terutama penting bagi orang yang bekerja di luar ruangan seperti pekerja konstruksi, petani, dan nelayan.
Kondisi cuaca seperti hujan atau berawan, tidak menjamin tingkat paparan sinar UV yang rendah. Oleh karena itu, tetap disarankan untuk menggunakan tabir surya.
Penting juga untuk mengetahui bahwa paparan sinar UV yang ekstrem tidak hanya terjadi pada musim panas.
Meskipun sinar matahari tidak selalu terasa panas, sinar UV masih tetap bisa merusak kulit dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat sepanjang tahun.
Meskipun tindakan pencegahan dapat membantu melindungi diri dari bahaya paparan sinar UV yang berlebihan. Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh dunia perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko paparan sinar UV yang ekstrem di masa depan.
Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kita dapat hidup di bawah sinar matahari yang aman dan sehat. (Reza)