BelitongToday, Simpang Renggiang – Destinasi wisata eks sawah Jepang yang terletak di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Simpang Renggiang bisa menjadi destinasi pilihan “ngabuburit” bersama keluarga jelang buka puasa.
Cukup dengan Rp5000 anda sudah bisa menikmati agrowisata Sawah eks Jepang di Desa Simpang Tiga.
Tempatnya yang bersih dengan suasana persawahan padi yang hijau menjadi khas dari objek wisata yang satu ini.
Harga tiket masuknya pun relatif murah, cukup dengan Rp5000 kalian sudah bisa masuk dan menikmati keindahan yang ada di dalamnya.
Salah satunya adalah tradisi makan bedulang dengan ikan air tawar yang menjadi khas masyarakat Belitung cocok untuk Anda nikmati saat buka puasa bersama keluarga.
Tak hanya itu, di sana juga terdapat produk lokal anyaman daun lais untuk souvenir, dan es krim dari bahan singkong yang berasal dari sekitar objek wisata.
Selain itu, pengunjung juga bisa memetik sayur dan bisa mencicipi sayuran segar di tempat yang pengelola sediakan.
Bekas Penjajahan Jepang
Kepala Desa Simpang Tiga, Wasnih mengatakan sawah yang dijadikan tempat wisata tersebut merupakan bekas penjajahan Jepang tahun 1942-1945.
“Waktu itu masyarakat Desa Simpang Tiga wajib kerja bakti oleh Jepang untuk membuat sawah itu. Pada tahun 1945, sawah seluas 10 hektar tersebut selesai dibangun berikut dengan bendungannya,” kata Wasnih, Minggu (26/3).
Lebih lanjut, ia menjelaskan pada zaman Jepang masyarakat yang mengelola sawah itu dipantau melalui pondasi dari atas gunung Genting Apit.
Sawah sempat berhenti beroperasi pada tahun 1947 karena masyarakat menolak penjajahan Jepang.
Sawah yang menjadi bukti penjajahan Jepang tersebut kembali aktif pada tahun 2010 hingga saat ini.
“Pada 2013 saya terpilih menjadi kepala desa dan berkomitmen dengan masyarakat dan petani untuk menjadikan sawah itu sebagai objek wisata,” tuturnya.
Akhirnya setelah melalui proses yang panjang sawah tersebut resmi menjadi objek wisata pada April tahun 2022.
Satu demi satu fasilitas objek wisata ia kembangkan untuk menambah daya tarik pengunjung.
Berdasarkan data dari Pokdarwis Desa Simpang Tiga, objek Wisata tersebut pada bulan Januari dan Februari telah dikunjungi oleh 3.400 wisatawan.
Melalui objek wisata tersebut kepala desa berharap bisa menjadikan Desa Simpang Tiga menjadi desa yang mandiri.
“Kita berharap kepada pemerintah daerah yang membidangi pariwisata, mohon dukungan bimbingannya, karena kami ingin desa yang mandiri suatu saat nanti,” pungkasnya. (Mario)