BelitongToday, Tanjungpandan – Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi menilai negara-negara di kawasan Asia Tenggara wajib mengembangkan ekonomi biru guna mencegah kerusakan ekosistem laut.
“Asean berkewajiban untuk menjaga ekonomi biru dengan mencegah berbagai perusakan alam di laut,” katanya dalam forum diskusi ASEAN HLTF-EI 2023 di Sheraton, Sijuk, Kamis (2/3) kemarin.
Menurut dia, Asean sangat penting untuk menerapkan ekonomi biru pada ekonomi regional Asia Tenggara.
Menurutnya, lautan saat ini sudah mendapat perhatian besar untuk dikembangkan di wilayah.
“Perubahan signifikan terjadi di lautan karena adanya perubahan iklim, pengambilan hasil laut berlebihan, pengrusakan habitat laut, dan polusi,” paparnya.
Edi menjelaskan, lautan di Asia Tenggara diperkirakan memiliki kekayaan laut hingga USD 2.5 triliun per tahun.
Potensi laut juga bukan hanya kekayaan laut tapi juga bioenergi, transportasi, bioteknologi, pariwisata.
Oleh karena itu, Asean berkewajiban untuk menjaga ekonomi biru dengan mencegah berbagai perusakan alam di laut.
“Pada Asean summit 2021, semua anggota Asean sudah setuju untuk menerapkan ekonomi biru. Belitung dikenal sebagai penghasil kaolin, timah, dan pasir silika, tapi juga dikenal sebagai Unesco Global Geopark dengan batu-batuan besar dan pantainya yang indah,” jelasnya.
Ia menambahkan, Belitung juga memiliki udara yang sangat bersih dan tingkat polusi sangat rendah. Ini menunjukkan kita harus menyeimbangkan penggalian mineral dengan pelestarian alam.
“Satgas ekonomi Asean sudah berhasil mengkoordinasikan pengembangan ekonomi biru Asean sebagai motor baru pada ekonomi regional Asia Tenggara,” tandasnya.
Dengan atmosfir Belitung yang indah, lanjut Edi dirinya ingin memperkenalkan Meetcation yaitu meeting and vacation (rapat dan liburan).
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Anda dan silahkan menikmati keindahan Pulau Belitung sambil membahas Kerangka pengembangan ekonomi biru Asean,” jelasnya. (Mg2)