BelitongToday, Tanjungpandan – Bupati Belitung Sahani Saleh bersama Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie meresmikan rumah pelayanan dan perlindungan sosial milik Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Belitung, Selasa (28/11).
Dalam acara peresmian juga turut hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Belitung. Rumah pelayanan dan perlindungan sosial tersebut berlokasi di belakang kantor DSPPPA Belitung.
Bupati Belitung Sahani Saleh dalam sambutannya mengucapkan rasa syukur atas rampungnya pekerjaan rumah pelayanan dan perlindungan sosial atau disering disebut rumah singgah itu.
Sanem sapaan akrab Bupati Belitung mengatakan bahwa impian Belitung memiliki rumah singgah tersebut sudah terbesit cukup lama. Namun realisasinya kerap terkendala dengan terbatasnya kondisi anggaran.
“Sudah sejak lama ini (rumah singgah, red) rencananya, namun ada saja kendalanya yakni anggaran. Makanya kemarin ini harus kami bangun pakai undang-undang ‘pokok’ yakni pokoknya harus bangun,” celetuk Sanem.
Selain itu, Sanem juga sempat mengutarakan guyonan lainnya kala meresmikan keberadaan rumah singgah tersebut. Salah satunya siap menampung para anggota calon legislatif dan gagal di Pileg 2024 mendatang.
“Dari pada mereka banyak hutang, ‘ngirit kaleng’ sekampung-kampungan lebih baik kita tampung di sini,” ucapnya.
Yang jelas Sanem mengungkapan hal tersebut sebagai sebuah candaan (jokes), bukan bermaksud serius. Pasalnya saat ini tahapan kampanye Pemilu 2024 telah mulai.
Tak pelak, guyonan yang Sanem sampaikan mendapatkan gelak tawa dari hadirin yang hadir dalam acara peresmian rumah singgah tersebut.
Tampung Orang Terlantar
Sementara itu, Kepala DSPPPA Belitung Kasimin mengatakan rumah singgah ini akan bermanfaat untuk menampung orang terlantar. Baik itu anak-anak, orang dewasa, maupun disabilitas terlantar. Sebelum adanya penelusuran ke keluarganya atau reunifikasi dan dikembalikan ke keluarganya.
“Karena ada fenomena di masyarakat kita, ketika ada anggota keluarga yang mengalami ODGJ mereka melakukan pembiaran. Mungkin masyarakat telanjut menganggap aib atau sudah capek mengurusnya,” beber Kasimin.
Ia pun menambahkan, kemudian pihaknya juga menyiapkan sejumlah program di rumah singgah tersebut untuk membangun kemandirian dan produktivitas mereka seperti pelatihan-pelatihan dan bimbingan.
“Agar nantinya mereka bisa diterima kembali ke masyarakat. Seperti hasil kunjungan kami di sejumlah kota lain ada ODGJ yang bisa mencari nafkah sendiri dengan membuka usaha pencucian motor,” ungkapnya. (Tim)