BelitongToday, Tanjungpandan – Bulan suci Ramadan 1444 Hijriah sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita semua. Dengan demikian, tidak terasa waktu terasa begitu cepat berlalu.
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan, kesucian, rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Selain itu, di bulan suci Ramadan juga diturunkan Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman hidup bagi seorang muslim.
Bulan suci Ramadan 1444 Hijriah yang sebentar lagi akan berlalu semoga tidak mengurangi kualitas maupun kuantitas keimanan. Serta, serta amal baik yang telah kita laksanakan selama ini.
Ketua Yayasan Masjid Nurul Huda, Desa Air Ketekok, Ramansyah menjelaskan nilai-nilai kebaikan yang umat laksanakan di bulan suci Ramadan, ia harapkan dapat terus berlanjut di luar Ramadan.
“Keistiqomahan adalah kunci, bagaimana kita tetap bisa melestarikan nilai-nilai kebaikan di bulan Ramadan bisa terus berlanjut di luar Ramadan,” ujarnya.
Tiga Parameter
Ramansyah menyebutkan, ada tiga parameter keberhasilan seseorang selama Ramadan 1444 Hijiriah.
Ketiga parameter tersebut yakni takut kepada Allah SWT, berlaku adil di kala marah dan tenang. Serta, mampu berlaku hemat di kala senang maupun susah.
Menurutnya, seorang muslim yang sukses melaksanakan ibadah Ramadan tetap merasa takut kepada Allah SWT baik di bulan Ramadan maupun luar Ramadan.
Pihaknya tetap merasa takut kepada Allah SWT baik tatkala sendiri dan ramai, maupun tatkala sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
“Tetap takut akan azab Allah SWT jika melakukan kemaksiatan dan hal-hal yang melanggar aturan Allah SWT,” ungkapnya.
Oleh karena itu, seorang muslim akan tetap istiqamah menjaga nilai-nilai puasa Ramadhan.
“Jika ini terjadi maka seseorang tidak akan melakukan maksiat karena merasa diawasi dan takut karena Allah SWT,” ungkapnya.
Adapun parameter kedua yakni tetap dapat berlaku adil di kala marah dan tenang, dalam artian tetap mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Ramansyah menuturkan, mengendalikan hawa nafsu merupakan persoalan yang tidak mudah. Selama di bulan Ramadan seorang muslim dilatih untuk mampu mengendalikan hawa nafsunya.
“Karena dia sadar, menahan hawa nafsu di luar Ramadhan tidaklah mudah, percayalah ketika kita tenang maka kita bisa menyelesaikan masalah. Jika dalam emosi atau marah maka akan menjadi masalah baru, stabilitas emosi harus mampu tetap ia kendalikan,” imbuhnya.
Sedangkan parameter yang ketiga yakni mampu berlaku hemat baik di kala mampu ataupun susah.
“Ramadan mengajarkan kesederhanaan diri, pola sederhana itu seperti makan dan minum secukupnya,” papar Ramansyah.
Maka dari itu, selama bulan suci Ramadan akan menimbulkan rasa simpati dan berbagi kepada yang membutuhkan.
“Karena di setiap Ramadan kita selalu membayar zakat fitrah dan dianjurkan untuk memperbanyak sedekah. Karena hal ini merupakan manifestasi rasa kepedulian dan berbagi kepada antarsesama,” tutupnya. (Nazriel)