Home / Belitong Humanities

Rabu, 26 April 2023 - 14:28 WIB

Bagaimana Pola Pikir Haters Mempengaruhi Cara Mereka Memberikan Kritik?

Sumber foto : Ilustrasi Haters (Freepik)

Sumber foto : Ilustrasi Haters (Freepik)

BelitongToday, Jakarta – Haters, atau orang-orang yang sering mengkritik dengan nada negatif dan merendahkan, sering menjadi perhatian di media sosial.

Namun, apa sebenarnya pola pikir yang ada di balik perilaku para haters ini? Berdasarkan studi yang dilakukan oleh para ahli psikologi, diketahui bahwa haters memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang yang bersikap positif.

Pertama, haters cenderung memiliki tingkat empati yang rendah. Mereka sulit memahami sudut pandang orang lain dan cenderung meremehkan perasaan atau pengalaman orang lain.

Hal ini sering terlihat dalam kritikan mereka yang cenderung merendahkan dan tidak memperhatikan perasaan orang yang dikritik.

Baca Juga  Ketua DPRD Belitung Nilai Sahani-Isyak Bekerja Maksimal Lewati Masa Sulit Pandemi Covid-19

Kedua, haters memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Mereka seringkali merasa terancam atau merasa tidak aman dengan hal-hal baru atau pendapat yang berbeda dengan diri mereka.

Oleh karena itu, mereka seringkali mengekspresikan ketakutannya dengan cara mengkritik atau menyerang orang yang berbeda pendapat.

Ketiga, haters cenderung memiliki tingkat kontrol diri yang rendah. Mereka seringkali mengeluarkan kritik secara impulsif dan tanpa pemikiran yang matang.

Sehingga kritikan yang mereka lontarkan seringkali tidak berdasarkan fakta atau dapat merugikan orang lain.

Baca Juga  HPN Belitung 2024, Ketua PWI Belitung Ingatkan Pesan Jokowi, Diskominfo Harus Banyak Belanja Iklan di Media

Namun, bukan berarti setiap orang yang kritis adalah haters. Orang yang bersikap kritis dan memberikan kritik yang membangun dapat membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.

Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat membedakan antara kritik yang membangun dengan kritik yang merendahkan.

Dalam dunia media sosial yang penuh dengan perdebatan dan konflik, penting bagi kita untuk dapat mengontrol diri dan menjaga etika dalam berbicara atau menulis.

Dengan cara ini, kita dapat membangun diskusi yang sehat dan menghasilkan solusi yang lebih baik. (Marcello)

https://youtu.be/RgO7LWC8vxU

Share :

Baca Juga

Belitong Humanities

Satpol PP Belitung Ciduk Empat Pasangan Bukan Suami Istri, Asyik Bermesraan di Kamar Hotel

Belitong Humanities

Kapal Express Bahari 3 E Berangkatkan 237 Penumpang, Besok Prediksi Puncak Arus Mudik

Belitong Humanities

Kamis Putih di Gereja Regina Pacis Tanjungpandan Penuh Kasih, Ini Prosesi Paling Menyentuh!
Kegiatan pemotongan hewan kurban Idul Adha 1444 Hijriah di Politeknik Belitung

Belitong Humanities

Politeknik Belitung Sembelih Hewan Kurban, Bagikan Daging Kurban dengan Daun Simpor dan Tali Purun

Belitong Humanities

Rangkaian Ibadah Malam Natal di Belitung Aman dan Kondusif, Forkopimda Keliling Pantau Gereja

Belitong Humanities

Jaga Kondusifitas, Personel OMP Menumbing 2024 Polda Babel Amankan Pelaksanaan Kampanye
BKPSDM

Belitong Humanities

Tingkatkan Kompetensi Implementasikan Kurikulum Merdeka, BKPSDM Beltim Latih 35 Kepala Sekolah
Bupati Belitung

Belitong Humanities

Bupati Belitung Ajak Masyarakat Saling Menghormati Terkait Perbedaan Penetapan Idul Fitri 1444 Hijiriah