BelitongToday, Jakarta – Haters, atau orang-orang yang sering mengkritik dengan nada negatif dan merendahkan, sering menjadi perhatian di media sosial.
Namun, apa sebenarnya pola pikir yang ada di balik perilaku para haters ini? Berdasarkan studi yang dilakukan oleh para ahli psikologi, diketahui bahwa haters memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang yang bersikap positif.
Pertama, haters cenderung memiliki tingkat empati yang rendah. Mereka sulit memahami sudut pandang orang lain dan cenderung meremehkan perasaan atau pengalaman orang lain.
Hal ini sering terlihat dalam kritikan mereka yang cenderung merendahkan dan tidak memperhatikan perasaan orang yang dikritik.
Kedua, haters memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Mereka seringkali merasa terancam atau merasa tidak aman dengan hal-hal baru atau pendapat yang berbeda dengan diri mereka.
Oleh karena itu, mereka seringkali mengekspresikan ketakutannya dengan cara mengkritik atau menyerang orang yang berbeda pendapat.
Ketiga, haters cenderung memiliki tingkat kontrol diri yang rendah. Mereka seringkali mengeluarkan kritik secara impulsif dan tanpa pemikiran yang matang.
Sehingga kritikan yang mereka lontarkan seringkali tidak berdasarkan fakta atau dapat merugikan orang lain.
Namun, bukan berarti setiap orang yang kritis adalah haters. Orang yang bersikap kritis dan memberikan kritik yang membangun dapat membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat membedakan antara kritik yang membangun dengan kritik yang merendahkan.
Dalam dunia media sosial yang penuh dengan perdebatan dan konflik, penting bagi kita untuk dapat mengontrol diri dan menjaga etika dalam berbicara atau menulis.
Dengan cara ini, kita dapat membangun diskusi yang sehat dan menghasilkan solusi yang lebih baik. (Marcello)