BelitongToday, Tanjungpandan – Kondisi cuaca yang cukup panas akhir-akhir ini melanda wilayah Kabupaten Belitung. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh dengan kondisi cuaca yang panas menyengat terutama pada waktu siang hari.
Hal ini juga tidak terlepas dengan santernya pemberitaan paparan sinar UV matahari yang melanda wilayah Indonesia.
BelitongToday mencoba mengkonfirmasi penyebab kondisi cuaca panas yang melanda Belitung belakangan ini kepada Prakirawan cuaca di Stasiun Meteorologi H. AS Hanandjoeddin Belitung.
Ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/4) Forecaster Stasiun Meteorologi H. AS Hanandjoeddin Belitung, Salsa Nur Aqilla menjelaskan kondisi cuaca panas yang melanda Belitung karena sejumlah faktor. Menurut dia, salah satunya adalah kondisi adalah perputaran angin.
“Pengaruhnya bisa dari pesisirnya sendiri kan ada angin laut dan angin darat. Dari perputaran itu, karena kita di daerah pesisir panasnya bisa berlebih,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, penyebab lainnya bisa karena Belitung dekat dengan ekuator.
“Daerah kita (Belitung, red) lebih dekat dengan daerah ekuator sehingga lebih dekat ke matahari,” terangnya.
Masa Peralihan Musim
Ia menambahkan, kondisi ini juga karena bulan ini merupakan masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.
“Jadi perubahan itu sangat signifikan, bisa pagi cerah kemudian berawan. Tapi tiba-tiba siang hari bisa hujan, hujannya itu intensitasnya dari sedang hingga lebat,” bebernya
Ia menjelaskan, akibat peralihan cuaca tersebut menyebabkan kondisi cuaca tidak menentu (anomali).
“Akhirnya terjadi cuaca ekstrem, akhir-akhir ini di awal April itu curah hujannya lumayan tinggi. Tapi untuk tahun ini curah hujan yang paling tinggi itu ada di bulan Maret, karena hampir setiap hari terjadi hujan,” sebutnya.
Ia menjelaskan, kondisi cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan terjadinya angin kencang.
“Angin kencang sendiri bisa menyebabkan ada pohon tumbang atau juga kadang ada hujan disertai petir. Petir sendiri bisa menyambar ke bangunan,” jelasnya.
Ia pun menambahkan, Belitung tidak memiliki potensi terjadinya gelombang tsunami karena jauh dari lempengan.
“Akan tetapi, berdasarkan data dari tahun 2022-2023 di wilayah Belitung Timur dekat laut daerah Manggar itu ada potensinya, tetapi tidak terlalu signifikan. Belum ada penelitian lebih lanjut jadi potensinya belum diketahui seberapa besar,” imbuhnya.
Pihaknya memperkirakan, kondisi cuaca pada saat Idul Fitri 1444 Hijriah di wilayah Belitung akan sama seperti kondisi cuaca sepekan terakhir.
“Untuk lebaran mungkin cuacanya mirip seperti sekarang, karena masih masa peralihan bisa jadi hujan atau besoknya bisa panas. Untuk info lebih lanjut, masyarakat bisa cek ke aplikasi Info BMKG. Mungkin lebih khusus cari di wilayah Belitung dan Belitung Timur pada aplikasi tersebut,” tutupnya. (Ferdy)