BelitongToday, Jakarta – Februari memiliki jumlah hari paling sedikit dalam kalender Masehi, yaitu 28 hari, atau 29 hari pada tahun kabisat.
Sementara bulan lain memiliki jumlah hari yang lebih banyak, setidaknya 30 hari. Hal ini berakar dari takhayul tradisional Roma kuno.
Menurut Britannica, kalender Masehi berasal dari kalender Romawi Kuno yang awalnya hanya memiliki 10 bulan dalam setahun.
Namun, pada masa pemerintahan raja kedua Romawi, Numa Pompilius, jumlah bulan dalam setahun ditingkatkan menjadi 12 dengan penambahan Januari dan Februari, sehingga sesuai dengan siklus lunar bulan.
Awalnya, ada enam bulan yang memiliki 30 hari dan empat bulan memiliki 31 hari, dengan total 304 hari dalam setahun.
Namun, Pompilius ingin menghindari angka genap dalam kalender barunya karena takhayul Romawi percaya bahwa angka genap membawa keburukan.
Ia mengurangi satu hari dari masing-masing bulan yang memiliki 30 hari menjadi 29 hari. Dengan pengurangan itu, jumlah total hari dalam setahun menjadi 298 hari.
Karena itu, Februari mendapat 28 hari, atau 29 hari pada tahun kabisat, agar kalender Masehi sesuai dengan siklus lunar dan memperhatikan takhayul Romawi kuno. Setelah pengembangan kalender, total hari dalam satu tahun menjadi 365 hari atau 366 hari pada tahun kabisat, dan masih digunakan hingga saat ini.
Kalender baru ini mengandung 365 hari dalam setahun dan setiap 4 tahun menambahkan hari ekstra pada tanggal 29 Februari sebagai tahun kabisat.
Lebih lanjut, kalender ini mendapat pengakuan dan berlaku sebagai kalender resmi di Roma dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Inilah sejarahnya bagaimana Februari menjadi bulan terpendek dalam kalender Masehi. (Reza)