BelitongToday, Jakarta – Sinar X adalah sinar elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang yang sangat pendek dan frekuensi yang sangat tinggi. Sinar X dapat menembus beberapa material yang tidak dapat ditembus oleh sinar-sinar lain, seperti logam dan batu. Karena sifatnya yang dapat menembus benda-benda padat, sinar X sering digunakan dalam pemeriksaan medis, seperti rontgen. Saat sinar X menembus tubuh, sinar X akan terabsorbsi oleh tubuh dan bagian-bagian tertentu akan menyerap lebih banyak sinar X daripada bagian lainnya. Dengan mengukur tingkat penyerapan sinar X oleh tubuh, dokter dapat mengetahui apakah ada bagian tubuh yang mengalami masalah atau tidak.
Sejarah Penemuan
Pada abad ke-19, studi tentang sinar katoda merupakan salah satu studi yang menarik perhatian para fisikawan. Di antara mereka adalah Wilhelm C. Roentgen, yang memusatkan perhatian pada subjek penelitian dan melanjutkan pekerjaan para pendahulu seperti Faraday, Hittorf, Crookes, Hertz, dan Lenard.
Pada bulan November 1895, Roentgen melakukan studi panjang tentang sinar katoda dan menghasilkan sinar yang menggairahkan atom-atom kaca untuk memancarkan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat pendek.
Karena masih sangat misterius saat ditemukan, sinar ini disebut sinar-X. Setelah itu, untuk menghargai kontribusinya dalam proses penemuan, orang sering menyebut sinar X. Kemudian pada November 1896, ia mempresentasikan makalahnya tentang penemuan sinar X pada pertemuan asosiasi fisika medis di Universitas Wurzburg.
Manfaat dan Bahaya Sinar-X
Berikut manfaat sinar X bagi manusia dikutip dari RSJD Dr. Amino Gondohutomo:
- Berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh yang terluka atau sakit.
- Mampu memantau perkembangan penyakit tertentu seperti osteoporosis.
- Berguna untuk melihat efek pengobatan medis yang telah dilakukan.
Masih mengutip referensi yang sama, berikut bahaya penggunaan sinar X:
- Paparan radiasi dosis tinggi dapat menyebabkan penyakit radiasi seperti pingsan, kebingungan, mual, muntah.)
- Efek jangka pendek seperti perubahan warna kulit, diare dan jumlah sel darah rendah.
- Efek jangka panjang seperti kesulitan menelan. (Mg2)