BelitongToday, Jakarta – Hari Yatim Piatu Perang Sedunia diperingati pada 6 Januari setiap tahunnya. Peringatan bagi anak-anak di seluruh dunia yang menderita kengerian perang.
Lantas, bagaimana Hari Yatim Piatu Perang Dunia terjadi?
SOS Enfants en Detresse, sebuah organisasi kemanusiaan Prancis yang berfokus pada perlindungan anak-anak, terutama korban perang dan konflik, adalah organisasi pertama yang mengusulkan pembentukan Hari Yatim Piatu Perang Dunia.
Rumah sakit pendiri terdaftar pada tahun 1741 sebagai badan amal pertama yang fokus merawat anak yatim piatu dengan konsep rumah sakit.
Namun sebelumnya, menurut sejarah, jauh sebelum kebangkitan peradaban, pada 400 SM, orang Romawi telah mengambil langkah paling maju dalam melindungi anak yatim piatu.
Saat itu bangsa Romawi membangun panti asuhan pertama. Bangsa Romawi memperhatikan perlindungan anak yatim hingga pelatihan militer hingga usia 18 tahun.
Dengan pecahnya Perang Dunia II pada abad ke-20, jumlah anak yatim piatu dan anak yatim meningkat di banyak negara. Sebanyak 1-13 juta anak di seluruh dunia mengalami tragedi kehilangan orang tua selama Perang Dunia Kedua.
UNICEF, badan PBB yang berfokus pada layanan teknis, peningkatan kapasitas, advokasi, pembuatan kebijakan dan advokasi untuk masalah anak, menyatakan bahwa sekitar 150 juta anak di seluruh dunia saat ini menjadi yatim piatu dan banyak orang tua mereka meninggal akibat perang.
Anak-anak yang kehilangan orang tuanya dan menjadi yatim piatu akibat perang menderita berbagai penyakit seperti kekurangan gizi. (Mg2)