BelitongToday, Tanjungpandan – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Belitung mencatat luas tanam jagung untuk menyambut malam pergantian tahun 2024 mencapai 19,4 hektar.
Hal tersebut berdasarkan data tanam pada bulan September dengan luas 0,9 hektar dan Oktober 18,5 hektare
Kepala DKPP Belitung, Destika Efenly mengatakan ada penurunan baik jumlah luas tanam serta produksi jagung jelang malam pergantian Tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kemungkinan besar itu turun, karena dampak dari El Nino kemarin, jadi tahun ini kendala utama adanya El Nino atau kemarau yang lebih panjang dari tahun sebelumnya,” kata Destika Efenly.
Menurut Destika, petani mulai menanam jagung pada awal Oktober. Hal ini mengingat masa tanam jagung sekitar 90 hari.
Dikarenakan musim kemarau, banyak petani yang tidak menanam jagung.
Akan tetapi ia memastikan kebutuhan masyarakat bakal terpenuhi. Selanjutnya harga bisa saja naik karena kebutuhan juga tinggi.
“Itu dampak El Nino, tapi insyallah akan terpenuhi kebutuhan masyarakat,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni, mengatakan, luas tanam pada bulan Oktober seluas 18,5 hektar dengan rincian di Kecamatan Membalong ada 5 hektar, Tanjungpandan seluas 4,2 hektar, Badau 2,3 hektar dan Sijuk seluas 7 hektar dan seluas 0,9 hektar pada September.
“Luas tanam pada tahun ini turun sekitar 20 persen dibanding tahun lalu,” kata Tenny Meireni.
Menurut Tenny, kalau asumsi rata-rata produksi perhektar mencapai 10 ton yaitu ada sekitar 194 ton produksi jagung. Namun ia memperkirakan bakal ada penurunan produksi sebab ada beberapa luas tanam yang gagal panen.
“Kemungkinan produksi juga turun, ada yang tanam sebagian gagal di tengah jalan. Kemungkinan produksi turun lebih kurang 25 hingga 30 persen dari tahun kemarin,” tandasnya. (Adoy)