BelitongToday, Membalong – Ketua Forum Kedukunan Adat Belitung (FKAB), Mukti Maharip menegaskan akan memberikan sanksi adat kepada PT Foresta Lestari Dwikarya.
Pasalnya, pihak perusahaan masih bertele-tele dan belum memberikan jawaban secara pasti terhadap sejumlah tuntutan warga.
Kik Mukti, sapaan Mukti Maharip, mendesak agar PT. Foresta Lestari Dwikarya segera memberikan jawaban atas tuntutan masyarakat. Hal ini agar konflik tidak terus berlanjut.
“Jika masih bertele-tele dan tidak berpihak pada masyarakat, akan keluarkan sanksi adat. Sanksi adat berat, berbeda dengan sanksi hukum,” tegas Kik Mukti pada audiensi PT Foresta dengan masyarakat di Kantor PT Foresta, Kamis (20/7), kemarin.
Ia menuturkan, bahwa baru kali ini pihaknya hadir dan berbicara terkait masalah ini.
“Mohon dengan sangat kepada pimpinan perusahaan, agar hormati masyarakat. Baru kali ini aku dipanggil bicara masalah ini,” tuturnya.
Mukti mencotohkan, sejumlah sanksi adat yang bisa mereka lakukan. Sanksi tersebut tidak terlepas dengan kearifan lokal Belitung bagian selatan atau yang dimiliki Kecamatan Membalong.
“Pohon bisa tidak berbuah, bisa tidak panen sama sekali. 6000 massa bisa jadi 12.000 jika menantang dengan dewan adat. Berikan jawaban pasti, siap atau tidak, jika siap silahkan laksanakan dengan baik. Hormati masyarakat. Jangan remehi masyarakat,” tegasnya.
Selama ini Masyarakat Sudah Baik kepada Perusahaan
Sementara itu, Ketua Adat Dusun Aik Gede, Marza, mengatakan hal yang sama. Bahwa ia bakal memberikan sanksi tegas secara adat kepada PT. Foresta Lestari Dwikarya.
Ia mengatakan, selama ini masyarakat sudah berbaik hati dengan pihak perusahaan.
“Sejak tahun 1994 selalu datang pekerja dari Lombok serta dari luar daerah lainnya yang merupakan pekerja Foresta. Mereka minta doa untuk sehat, maka sampai sekarang operasional perusahaan aman lancar,” ucapnya.
Ia menyayangkan sikap perusahaan yang saat ini belum memberikan kepastian terhadap tuntutan masyarakat.
“Ada mahluk yang terlihat dan tidak terlihat. Jika perusahaan tidak menyikapi tuntutan masyarakat dengan kebijakan yang baik, kami khawatirkan ada yg tidak baik terjadi, bukan oleh saya. Yang masyarakat minta adalah kebijakan, amal baik dari perusahaan, yang tidak akan dilupakan oleh masyarakat. Kepada masyarakat, silahkan demo asal jangan merusak fasilitas foresta ini,” tutupnya. (Tim)