BelitongToday, Tanjungpandan – Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie mengatakan kenaikan harga tiket pesawat berdampak serius dan memukul industri pariwisata Belitung. Salah satunya adalah menurunnya angka kunjungan wisatawan dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini disampaikan Wabup Belitung usai memimpin rapat tindak lanjut rencana penerbangan maskapai Pelita Air Service rute Jakarta ke Belitung beberapa waktu lalu.
Isyak menyebutkan, perlu dilakukan upaya penyelamatan terhadap kondisi pariwisata di Belitung. Dengan demikian, industri hotel dan restoran di Belitung mampu bertahan.
“Kita dilema jika tidak ada penerbangan baru, karena saya terima laporan bahwa tingkat hunian turun sampai 40 persen,” ungkapnya.
Ia menilai, kondisi ini hampir sama dengan pandemi Covid-19 lalu. Akan tetapi jika tidak ada upaya penyelematan dikhawatirkan kondisi ini akan lebih parah dari masa pandemi Covid-19.
“Dampaknya jangankan investasi baru masuk namun investasi lama juga bisa lari. Kami terus lobi Pelita Air dan telah merayu Air Asia untuk masuk kembali ke Belitung namun sulit karena mereka tidak ada armada,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini penting karena pihaknya harus menyelamatkan industri pariwisata Belitung jangan sampai pendarahan.
“Saya sedih, saya tidak mau buka jumlah kunjungan wisatawan ke Belitung karena tahun ini turun sangat jauh. Karena banyak faktor event yang tidak dikolaborasikan antar OPD, harga tiket naik, dan kompetitor kita atau destinasi lain yang semakin kompetitif,” beber Isyak.
Rayu Pelita Air Service Masuk Belitung
Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie mengatakan pihaknya melakukan komunikasi dan penjajakan kerjasama dengan maskapai Pelita Air Service untuk membuka rute penerbangan Jakarta – Tanjungpandan.
Maskapai Pelita Air diharapkan menjadi layanan penerbangan medium dan premium bagi wisatawan menggantikan Super Air Jet yang baru-baru ini berhenti beroperasi melayani rute penerbangan Jakarta ke Tanjungpandan maupun sebaliknya.
Sebelumnya deretan maskapai juga hengkang dari Belitung seperti Garuda Indonesia, Batik Air, maupun Air Asia.
Kondisi ini tak pelak berimbas terhadap arus dan jumlah kunjungan ke Belitung. Pemerintah daerah mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan industri pariwisata di Belitung.
Pasalnya, dilaporkan tingkat hunian hotel di Belitung turun menyentuh angka 40 persen akibatnya sepinya pelancong berwisata ke Belitung. Kondisi disinyalir lebih parah dari masa pandemi Covid-19 lalu.
“Pelita Air ini adalah harapan kami untuk kembali membuka penerbangan kelas premium dan medium, karena kami tahu layanan Pelita Air cukup bagus dan sudah punya armada banyak dalam waktu singkat,” jelas Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie kepada para awak media, Rabu (15/11).
Isyak menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah penawaran dan garansi kepada pihak maskapai Pelita Air Service dengan harapan mereka menaruh kepastian untuk melayani rute penerbangan dari Jakarta – Tanjungpandan maupun rute-rute lainnya.
Ia menambahkan, upaya ini melibatkan lintas sektor melalui skema kerja kolaboratif seperti pemerintah daerah sendiri, pelaku UMKM, pelaku biro perjalanan, industri hotel, dan Angkasa Pura II cabang Bandara Internasional HAS Hanandjoeddin selaku operator bandara.
“Jadi ada semacam ada bundling bisnis dan benefit yang kami tawarkan, misalnya pembelian paket kamar hotel dengan tiket yang dijadikan satu agar lebih murah, kalau beli terpisah-pisah itu kan lebih mahal,” terangnya yang juga merupakan juru bicara Menparekraf Sandiaga Uno di bidang wisata olahraga. (Nazriel)