BelitongToday, Tanjungpandan – Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Hamzah menyebutkan produksi lada di tahun 2022 mengalami penurunan.
“Salah satu penyebabnya memang faktor cuaca sehingga mempengaruhi produksi lada petani di sepanjang 2022,” katanya kepada BelitongToday, Jumat (6/1) pagi.
Menurut Hamzah, produksi lada petani Belitung pada tahun 2022 tercatat sebanyak 2.900 ton.
Jumlah ini, lanjut dia, masih di bawah target produksi lada Belitung pada tahun 2022 sebanyak 5.000 ton.
“Pengaruh musim mempengaruhi target produksi, biasanya menghasilkan sebanyak 5.000 ton kini berkurang menjadi 2.900 ton,” ucap Hamzah.
Ia menambahkan, sedangkan target produksi lada tahun 2023 tetap sama dengan tahun sebelumnya.
“Target produksi tidak berubah karena kita melihat kondisi anomali cuaca saat ini kalau kita mengurangi target produksi berarti kita tidak ada motivasi,” paparnya.
Ia berharap, kondisi cuaca mendukung sehingga produksi lada di Belitung bisa maksimal.
“Karena kalau cuaca hujan seperti ini otomatis pembuahannya tidak berjalan,” jelasnya.
Selain itu permasalahan utama para petani lada adalah dicabutnya pupuk subsidi khusus lada mulai 1 Januari 2023.
“Solusi untuk kedepannya adalah kami akan mengarahkan para petani untuk membuat pupuk mandiri. Dimana pupuk tersebut adalah pupuk organik yang bahan-bahannya diolah dari bahan-bahan organik yang ada dimasyarakat,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, upaya ini dilakukan agar bisa mengurangi beban masyarakat dalam persoalan pupuk.
“Untuk sisi produksi belum mengalami pengaruh yang signifikan tetapi jika ditetapkan akan menjadi lebih menguntungkan dari biaya produksi yang lebih rendah,” jelasnya.
Adapun saat ini sentra perkebunan lada terluas masih di Desa Membalong dengan perkiraan mencapai 5.000 hektar.
“Dengan hasil produksi lada yang masih cukup baik yaitu untuk wilayah Desa Membalong dan Sungai Samak,” sebutnya. (Mg1)