BelitongToday, Tanjungpandan – Miris sekali nasib seorang anak panti asuhan di Belitung yang hendak melaporkan kejadian persetubuhan yang dialaminya ke Polsek Tanjungpandan malah dirinya sendiri dicabuli oleh oknum anggota yang berdinas di Polsek tersebut.
Peristiwa bejat tersebut terjadi pada, Rabu 15 Mei 2024 lalu saat korban sebut saja Mawar bersama kedua temannya hendak melaporkan peristiwa persetubuhan yang dialaminya ke Polsek Tanjungpandan, dengan terlapor bernama Beni yang merupakan pengurus panti asuhan tersebut.
Sedihnya pada saat melaporkan peristiwa tersebut, Bunga malah dicabuli oleh oknum anggota Polri yang berdinas di Polsek Tanjungpandan.
Kronologi ini terungkap dalam konferensi pers yang digelar oleh Polres Belitung, Rabu 17 Juli 2024.
“Jajaran Satreskrim Polres Belitung telah berhasil mengungkap satu orang pelaku dugaan tindak pidana perbuatan cabul terhadap seorang anak yang terjadi di wilayah hukum Polres Belitung,” ungkap KBO Satreskrim Polres Belitung, Ipda Wahyu Nugroho, Rabu 17 Juli 2024.
Ia menjelaskan , pelaku dugaan tindak pidana perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur tersebut dilakukan oleh seorang oknum anggota Polri berinisial, Brigpol AK.
Ia menjelaskan, kronologi kejadian berawal saat korban bersama dua rekannya datang ke Mapolsek Tanjungpandan untuk melaporkan kejadian dugaan tindak pidana persetubuhan yang dialaminya saat berada di salah satu panti asuhan.
“Setibanya di Polsek Tanjung Pandan korban bertemu dengan pelaku lalu di suruh masuk ke salah satu ruangan di Polsek Tanjung Pandan,” bebernya.
Kemudian tidak berselang lama korban diajak oleh pelaku untuk berpindah ruangan dan pintunya dikunci dari dalam.
“Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,” jelasnya.
Setelah melancarkan aksi tersebut, pelaku meminta agar korban tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain.
“Setelah itu korban keluar dari ruangan tersebut dan menyuruh mereka pulang ke panti asuhan. Atas kejadian tersebut korban merasa takut dan trauma sehingga pelapor selaku Ketua Komnas Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaporkan kejadian ini ke SPKT Polres Belitung,” paparnya.
Barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi antara lain hasil “visum et repertum”, satu helai celana panjang jenis kargo warna hitam, dan satu buah jepit berwarna pink.
Dijerat Pasal Berlapis
Akibat perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Pasal 76 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara dan atau Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Kekerasan Seksual dengan ancaman maksimal pidana penjara paling lama 12 tahun.
“Saat ini untuk pelaku sudah berstatus tersangka mulai, Selasa kemarin dan juga sudah dilakukan penahanan,” tutup Ipda Wahyu Nugroho. (Nazriel)