BelitongToday, Tanjungpandan – Putri Semata Wayang Martoni, Ocha Marita Sari melakukan orasi di depan pintu masuk Mapolres Belitung, jalan Sijuk, Kelurahan Paal Satu, Tanjungpandan, Rabu (1/11).
Orasi tersebut guna menuntut keadilan terhadap sang ayah Martoni yang kini tengah mendekam di Lapas Kelas II B Cerucuk dalam kasus pengrusakan aset PT. Foresta Lestari Dwikarya pada Agustus lalu.
Ia hadir bersama ratusan massa lainnya yang menamakan diri mereka sebagai aliansi “Air Gede Never Die”. Mereka tiba di halaman Mapolres Belitung pada pukul 09.45 WIB untuk menggelar aksi damai.
Massa membawa spanduk dan poster yang bertuliskan tuntutan pembebasan terhadap 11 orang pejuang keadilan dari Tanah Membalong.
Ocha sapaan akrab putri semata wayang Martoni dalam orasinya menegaskan bahwa ayahnya beserta 10 orang tersangka pengrusakan aset Foresta Lestari Dwikarya lainnya bukanlah penjahat.
Mereka adalah pejuang keadilan dan hanya korban ketidakadilan pihak perusahaan selama 28 tahun.
“Tolong, tolong, bebaskan ayah saya, dan bebas 10 pejuang dari Air Gede lainnya karena mereka bukanlah penjahat, mereka adalah korban,” ucapnya.
Ia menjelaskan, mungkin selama ini orang beranggapan bahwa ayahnya beserta 10 orang tersangka lainnya adalah penjahat. Hal ini lantaran 11 orang tersangka tersebut telah melakukan anarkis karena merusak aset PT. Foresta Lestari Dwikarya.
“Mungkin selama ini orang beranggapan bahwa orang Membalong itu anarkis, orang Membalong tidak berprikemanusiaan, orang Membalong egois, bukan seperti itu, mereka adalah orang-orang yang menuntut adanya keadilan,” bebernya.
Bersikap Mandiri Selama Sang Ayah Ditahan
Selain itu, Ocha juga menjelaskan bahwa selama ayahnya ditahan kini ia menjadi mandiri. Pasalnya, dia merupakan putri semata wayang.
“Dulu keperluan apapun, selalu bapak saya yang saya banggakan membantu, selalu bapak saya yang saya mintakan tolong,” jelasnya.
Namun kini kondisinya jauh berbeda, sejak sang ayah dalam penahanan, Ocha harus memenuhi segala kebutuhannya secara mandiri dan sendiri.
“Ibu saya sendiri di rumah, saya anak tunggal, ibu saya tidak ada teman siapapun karena ayah saya sedang menjalani penahanan di Lapas Cerucuk,” ungkapnya.
Dari lubuk hati yang paling dalam, Ocha putri semata wayang Martoni berharap keadilan. Ayahnya dan 10 tersangka lainnya dapat segera bebas.
“Tolong, tolong bebaskan ayah saya dan 10 pejuang Air Gede lainnya karena mereka bukan penjahat”. (Tim)