Oleh: Willy Wirayudha (Pimpinan Redaksi Belitong Today)
Malam ini malam Ramadan ke 26 tahun 1444 Hijriah. Tanggal 16 April 2023. Hanya empat atau lima hari lagi menuju Idul Fitri. Bagi masyarakat Muhammadiyah, hanya tiga hari lagi karena sejak jauh hari PP Muhammadiyah sudah mengumumkan bahwa Lebaran jatuh pada tanggal 21 April 2023 atau empat hari dari hari ini.
Berbeda dengan penanggalan Masehi di mana pergantian harinya dimulai dari jam 00.01, penanggalan Hijriah menandai bergantinya hari setelah Adzan Magrib.
Sementara bagi sebagian besar masyarakat Muslim yang mengikuti Pemerintah dan NU, masih harus menunggu sidang Isbat dan penentuan pergantian bulan dari Bulan Ramadan ke Bulan Syawal melalui metode pengamatan hilal.
Biasanya, di sepuluh malam terakhir Ramadan, saf-saf di masjid yang padat dan panjang sampai belakang, mulai berkurang. Bahkan, di malam-malam penghujung Ramadan seperti malam ini, hanya tersisa pemain inti masjid. Biasanya orang-orang tua, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), dan para sesepuh kampung. Itu-itu saja orangnya. Tidak berbeda dengan 11 bulan lainnya. Setidaknya, itulah gambaran yang terjadi di kampungku, Bandung.
Namun demikian, tidak dengan yang kulihat di Belitung. Paling tidak, di masjid dekat rumahku. Setidaknya masih ada tiga saf laki-laki dan dua saf wanita ketika aku datang di waktu Isya. Aku datang agak terlambat karena kekenyangan sewaktu berbuka. Walaupun memang pusat-pusat perbelanjaan sudah marak dipenuhi masyarakat yang berbelanja kebutuhan lebaran. Tapi masjid pun tidak mereka biarkan kosong dan masih banyak masyarakat yang menunaikan Salat Tarawih.
Masih ada tiga saf berarti masih cukup banyak masyarakat muslim yang berniat ibadah lebih daripada berbelanja di malam Ramadan. Walaupun, memang pada akhir Salat Witir, hanya tersisa dua saf. Biasanya itu preferensi khusus karena ada orang yang memilih Salat Witir di rumah, dengan solat sunah lainnya terlebih dahulu setelah Tarawih.