BelitongToday, Tanjungpandan – Pelaksanaan World Ocean Assesment (WOA) yang akan dilaksanakan pada 12 – 15 Desember mendatang dinilai mampu mengangkat potensi maritim dan wisata bahari di Pulau Belitung sehingga bisa dikenal luas di kancah Internasional.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie saat dijumpai di ruang kerjanya pada Kamis (17/11) siang selepas memimpin rapat persiapan WOA di Ruang Rapat Bupati Belitung.
Isyak mengatakan kalau Belitung sebagai venue pelaksanaan WOA ini harus bisa menunjukkan hospitality seperti pada perhelatan DMM G20 lalu.
“Belitung sebagai venue harus bersiap untuk menunjukkan hospitality atau keramahan, kebersihan, keindahan Belitung yang alamiah seperti yang kita tampilkan waktu di G20 kemarin,” terangnya.
Isyak menjelaskan, pertemuan ini melibatkan 100 orang delegasi dari 22 negara yang merupakan pertemuan para periset dan para ahli kelautan.
“Ini merupakan pertemuan para periset atau ahli kelautan, yang setiap tahun ada beberapa regional workshop-nya, dimana mereka akan melakukan semacam assesment, semacam penilaian untuk mengupgrade skill dan juga standar mereka, untuk mencari satu solusi terhadap masalah kelautan dan kemaritiman di Indonesia dan dunia,” sambungnya.
Isyak mengatakan, kegiatan ini bisa menjadi salah satu kesempatan mempromosikan Belitung secara spesifik dari lautnya.
“Selepas DMM kita sudah memperkenalkan Belitung dari sisi yang berbeda, sekarang dari sisi yang lebih spesifik yaitu lautnya. Laut Belitung sangat cocok karena masih sangat terjaga dari pertambangan, dari pencemaran yang lain, jadi mereka bisa melihat kalau di Indonesia juga ada laut yang sejernih dan sealamiah itu, sehingga kita bisa memadukannya dengan pariwisata,” ungkapnya.
Isyak menyebutkan, Belitung tidak hanya menampilkan nature atau unsur alam saja namun juga menampilkan unsur budaya.
“Semua Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang ada di Belitung kita tampilkan di museum maritim, dan dalam rapat sudah saya jelaskan bahwa kita harus menunjukkan kekuatan budaya kita, jadi banyak orang ke Belitung menganggap bahwa Belitung tidak punya culture, hanya jualan alam. Kita tunjukkan kita punya nature yang baik, culture-nya juga kuat,” tandasnya. (Mg1)